Pertemuan itu anugrah
Perkenalan itu pun anugrah
Perasaan itu?
Apa juga anugrah?
Entahlah
Hati tak henti menebar senyum
jantung tak henti menari riang
darah tak henti mengalirkn arus kebahagiaan
Aneh … sayangnya . . .
Kau tak merasa telah menampar semuanya
tertegun & hancur dalam sekejap
Sakit? Bukan sakit … lebih dari sakit
Kau menuntun ku dengan samar ke jalan itu
Kau tak ada disitu
Kau kemana?
Hatiku tertatih menapaki jalan itu
Hatiku terlalu rapuh karena mu
Hatiku selalu akan menangis karena sikapmu
Hatiku telah remuk
Tapi . . . kau tahu?
Hatiku sudah mati karena mu
No comments:
Post a Comment