... kreativitas hanya sebatas mimpi yang terbatas jika tak lekas diwujudkan dalam nyata yang jelas ...

Tuesday 16 August 2011

Segaris Senyum Tipis


Lorong gedung megah yang luas dan lebar dengan deretan kursi besi panjang terjejer rapi ditengahnya. Seorang gadis berjilbab putih dengan kemeja putih dan celana kain warna hitam tengah duduk termangu menunggu sesuatu. Sesuatu yang tidak begitu pasti untuk ditunggu. Sesuatu yang penuh dengan ragu. Sesuatu yang begitu dia harapkan sejak beberapa semester yang lalu.
Terkadang si gadis memandang ke kanan kemudian ke kiri. Hingga berulang kali. Berharap apa yang ditunggu muncul dari arah yang tak ia duga. Namun ia tetap terbalut mimik muka yang tetap ragu namun sabar. Sesekali ia memperhatikan waktu yang ditunjukkan jam tangan dipergelangan tangan kirinya. Sudah hampir setengah jam dia menunggu. Sesuatu itu pun tak kunjung pula hadir dihadapannya untuk membunuh keraguan yang semakin memuncak dipikirannya.
Waktu terus berlalu.
Si gadis masih tetap setia menunggu sesuatu itu. Tak sedikit orang yang berlalu lalang di lorong itu menyapanya dan menanyainya, “apa yang sedang kau lakukan disini?”. Dia menjawab dengan santai dan senyum kebahagiaannya, “menunggu temanku”. Tak sedikit pula yang menatapnya heran karena si gadis yang duduk sendiri, tekadang menyunggingkan senyumnya dengan tiba-tiba sembari melirik jam tangannya ataupun ketika menengok ke kiri atau ke kanan.
Yang ada dalam pikirannya hanyalah, “apakah dia akan benar-benar merespon sesuatu yang tadi kami sepakati meskipun tanpa ada kata sepakat secara langsung?”
Menunggu dan masih menunggu dengan setumpuk kesabaran dan sebongkah besar keraguan yang beradu dalam pikiran si gadis. Hingga akhirnya, sesuatu itupun muncul dalam penglihatannya. Dia tidak sedang bermimpi ketika dia mencubit salah satu lengannya.
Namun entah apalagi yang ia tunggu, sesuatu itu sudah ada dihadapannya meskipun dalam jarak yang cukup jauh beberapa meter dari tempatnya bermenung tadi. Dia tak langsung mendatangi sesuatu itu. Namun dia menunggu satu hal lain yang akan membuat senyum dibibirnya semakin lebar.
Dan ketika ia akan bangun dari tempat duduknya, si gadis melihat dengan jelas, sebuah senyuman paling manis yang pernah ia lihat.
Tampak disana, beberapa meter dari tempatnya berdiri, sesosok pria yang mengenakan jaket kulit hitam agak tebal, celana jins pinsil hitam, sepatu kets putih dan berkacamata tersenyum. Bukan kepada si gadis, melainkan dengan teman-temannya yang ada dihadapannya. Tampaknya si pria sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Tak berapa lama, si pria tadi masuk ke dalam sebuah ruangan yang tak jauh dari tempatnya berada, diikuti oleh teman-temannya yang lain.
Si gadis semakin tersenyum bahagia. Entah perasaan apa yang sedang meliputinya. Seakan-akan dia baru saja meyaksikan sesosok manusia istimewa yang mampu membuat hatinya serasa diliputi atmosfer kebahagiaan yang luar biasa.
Sungguh suatu sore yang teramat membahagiakan. Itulah yang memenuhi pikirannya saat ini. Ternyata sesuatu itu benar terjadi. Dia benar-benar datang. Dia begitu mempesonanya.
Dan ketika si gadis sampai ditempat singgahnya, dering sms dari ponselnya sedikit membuyarkan kebahagiaan yang sedang menyelimuti hati dan pikirannya. Dan isi pesan yang ia terima ternyata dari pria yang tadi ditunggunya. Yang memberikan sebuah senyuman istimewa untuknya. Dia benar-benar menepatinya. Si gadis berterimakasih dengan penuh suka cita dan dengan senyum yang masih tetap mengembang dibibirnya.
Thanks for your smile this afternoon J
Yang terdengar selanjutnya hanya lantunan lagu dari Boys Like Girls, Two is better than One dari ponsel gadis penuh dengan senyum mengembang dibibirnya.

No comments:

Post a Comment