... kreativitas hanya sebatas mimpi yang terbatas jika tak lekas diwujudkan dalam nyata yang jelas ...

Thursday 18 August 2011

Insiden Minyak Kayu Putih


Sore kemarin, mungkin bisa aku istilahkan sore yang cukup aneh. Entah iblis mana yang sudah merasuki otakku untuk melakukan hal terkutuk itu lagi.
Aku terlalu khawatir dengan keadaanmu. Apa kau tidak menyadari hal konyol itu? Dari beberapa hari yang lalu entah sudah berapa puluh pesan yang aku kirimkan ke ponsel mu, tapi tak satupun dari pesanku yang kau balas. Entah sudah kau baca atau langsung kau hapus pesan-pesan konyolku itu. Aku tidak perduli. Yang aku tahu, aku harus selalu memperhatikan keadaanmu, meskipun kau menganggapku tolol atau idiot. Yang aku tahu aku harus selalu khawatir denganmu.
Kau bilang disana entah untuk cerita pada siapa, kalau perutmu sakit. Aku mengira penyakit langgananmu kambuh. Entah itu maagh atau apa. Yang aku tahu, aku khawatir padamu. Ku beri kau ribuan pertanyaan, tapi tak ada respon sedikitpun darimu. Ah, mungkin aku yang sudah terlalu buta dengan perasaan tolol ini.
Kuputuskan untuk memberimu pesan disana. Hanya karena ingin memastikan kalau kau merasa terganggu atau tidak dengan jutaan pesan yang aku berikan padamu. Yang kau anggap sebagai sikap yang “nggak banget”.
Ternyata dugaan ku meleset. Kau justru tidak keberatan dan biasa saja dengan sikapku yang sering mengirimkan pesan ponsel dan kedatanganku kemarin. Hanya saja kau tak begitu suka dengan acara mendadak yang aku lakukan kemarin. Karena jujur, aku pun seperti setengah sadar melakukan hal senorak itu. Seperti ada setan yang mendorongku dan menarik ku untuk datang ke tempatmu. Bodoh!!!
Sesampainya disana, entah kenapa kau berani mengetuk pintu sialan itu. Dan entah sudah berapa waktu aku bertahan disana tanpa ada seorangpun keluar untuk menyambutku. Dasar orang-orang tuli. Pikirku mengumpat berbisik.
Dan sampai akhirnya, kau sendiri yang membukakan pintu itu. Bodohnya aku, aku justru entah ketakutan atau malu atau apa namanya, malah menjauhi pintu sialan itu. Kau membuka pintu dan berjalan mendekatiku yang sudah bersiap untuk segera pergi dari tempat terkutuk itu. Kau bertanya “Kenapa? Meh ngapain?”
Dan aku, dengan tangan agak gemetar memberikan sesuatu sialan itu, yang membuatku terlihat sepert cewek terbodoh dan ternorak sekota sialan ini.
Kau menerimanya dengan senyum termanismu dan mengucapkan terimakasih padaku. Dan tanpa menunggu lagi, aku langsug saja kabur dari tempat terkutuk itu.
Malamnya kau bilang di inbox jejaring sosial kalau ternyata, KAU ALERGI DENGAN SESUATU YANG AKU BERIKAN SORE TADI. Owh!!! Damn!!! Emang sok kepedean, sok tau!!! Dasar cewek bodo!!!! Norakkk!!!

No comments:

Post a Comment