... kreativitas hanya sebatas mimpi yang terbatas jika tak lekas diwujudkan dalam nyata yang jelas ...

Tuesday 16 August 2011

Sendu di Sudut Biru


Dia hanya termenung disudut ruang itu. Sendiri namun tak sendirian. Dia bersama dirinya dan hatinya yang ikut terpaku disudut biru. Dia hanya bisa memandangi sosok yang tampak pada selembar kertas kecil basah yang membuat sosok didalam kertas itu hampir tak terlihat jelas lagi. Entah sudah berapa lama dia terdiam tanpa sedikitpun beranjak dari tempat itu.
Butiran-butiran bening yang sedari tadi membasahi seluruh wajahnya, kini mulai mengering. Tak ada suara isak yang menyesakkan. Hanya ada sebuah kegetiran didalam sana. Kegetiran yang meninggalkan segaris luka tipis, kering dan tak kan tersembuhkan oleh apapun.
Dia menatap kaku ke depan. Menerawang entah ke suatu tempat dimana dia mengharapkan sosok itu akan ada ditempat itu. Tempat yang ia dambakan selama ini. Namun tetap ia tak menemukan sosok itu. Hanya ada bayangannya sendiri. Hanya dia seorang diri berdiri dengan gemetar disana. Dengan ribuan mata yang menertawakan kebahagiannya.
Butiran bening itu membanjir lagi disekujur wajahnya. Masih tak ada isak atas butiran-butiran menyakitkan itu. Hanya perih yang melilit didalam sana. Masih didalam sana.
Sosok itu tak juga mau muncul dihadapannya. Dia hanya bersedia muncul dilembaran kecil itu. Bukan dihadapannya.
Kenapa?
Tanyanya entah pada siapa. Kembali dia memandangi sosok yang yang sangat ia dambakan pada kertas basah itu.
Harusnya aku tidak pernah bertemu denganmu
Harusnya aku tidak mengenalmu
Harusnya aku tidak menanam perasaan apapun padamu
Harusnya aku lari
Harusnya aku mati setelah itu!!!

No comments:

Post a Comment